Singkatan dari khotbah ini adalah sebagai berikut :
Rupa (badan jasmani), oh Bhikkhu, Vedana (perasaan), Sanna (pencerapan), Sankhara (pikiran) dan Vinnana (kesadaran) adalah Lima Khandha (lima kelompok kehidupan/ kegemaran) yang semuanya tidak memiliki Atta (roh). Kalau sekiranya Khandha itu memiliki Atta (roh), maka ia dapat berubah sekehendak hatinya dan tidak akan menderita karena semua kehendak dan keinginannya dapat dipenuhi, misalnya ‘Semoga Khandha-ku begini dan bukan begitu.’
Tetapi karena khandha itu Anatta (tanpa roh), maka ia tidak dapat berubah sekehendak hatinya dan karena itu menderita, sebab semua kehendak dan keinginannya tidak dapat dipenuhi, misalnya ‘Semoga Khandha-ku begini dan bukan begitu.’
Selanjutnya Sang Buddha mengajar untuk jangan melekat kepada lima Khandha tersebut dengan melakukan perenungan sebagai berikut :
“Karena kenyataannya memang demikian, oh Bhikkhu, maka lima Khandha yang lampau atau yang ada sekarang ini, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus diketahui sebagai Khandha (kelompok Kehidupan/ Kegemaran) semata-mata.
Selanjutnya engkau harus melakukan perenungan dengan memakai Kebijaksanaan bahwa semua itu bukanlah ‘milikmu’ atau ‘kamu’ atau ‘dirimu’.
Siswa Yang Ariya yang mendengarkan uraian ini, oh Bhikkhu, akan melihatnya dari segi itu. Setelah melihat dengan jelas dari segi itu, ia akan marasa jemu terhadap lima khandha tersebut. Setelah merasa jemu, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan. Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan batinnya, ia tidak melekat lagi kepada sesuatu.
Karena tidak melekat lagi kepada sesuatu, maka akan timbul Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas. Siswa Yang Ariya itu tahu bahwa ia sekarang sudah terbebas dari tumimbal lahir, kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus dikerjakan dan tidak ada sesuatu pun yang masih harus dikerjakan untuk memperolah Penerangan Agung.”