Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ananda, “Mari, Ananda, kita pergi ke hulu Sungai Hirannavati, ke kebun pohon Sala dari suku Malla, di dekat Kusinara.”
“Baik, Bhante.”
Dan Sang Bhagava, bersama-sama dengan sejumlah besar bhikkhu, pergi ke hulu Sungai Hirannavati, ke kebun pohon Sala dari suku Malla, di dekat Kusinara. Dan di tempat itu Beliau berkata kepada Ananda, “Ananda, harap engkau mempersiapkan satu dipan untuk-Ku di antara pohon Sala yang kembar, dengan kepala menghadap ke Utara. Aku sangat letih, Ananda, dan ingin berbaring.”
“Baik, Bhante.” Dan Ananda mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Sang Bhagava.
Sang Bhagava lalu berbaring pada sisi kanan-Nya, dalam sikap seperti seekor singa, dengan meletakkan satu kaki di atas kaki yang lain, dan dengan penuh kesadaran memusatkan pikiran-Nya.
Pada saat itu pohon Sala kembar tersebut tiba-tiba penuh dengan bunga, meskipun waktu itu bukan musimnya ia berbunga. Dan bunga-bunga jatuh bertaburan di atas tubuh Sang Bhagava sebagai penghormatan kepada Sang Tathagata. Dan bunga Pohon Karang serta serbuk kayu cendana yang wangi semerbak jatuh betebaran dari langit ke atas tubuh Sang Tathagata dan menaburi tubuh Beliau sebagai penghormatan kepada Sang Tathagata. Sedangkan di udara terdengar suara musik surga yang merdu, juga untuk memberi penghormatan kepada Sang Tathagata.
Dan Sang Bhagava berkata kepada Ananda, “Pohon Sala kembar sekarang sedang penuh dengan bunga, meskipun waktu ini bukan musimnya ia berbunga. Dan bunga-bunga jatuh bertaburan di atas tubuh Sang Bhagava sebagai penghormatan kepada Sang Tathagata. Dan bunga Pohon Karang serta serbuk kayu cendana yang wangi semerbak jatuh betebaran dari langit ke atas tubuh Sang Tathagata dan menaburi tubuh Beliau sebagai penghormatan kepada Sang Tathagata. Sedangkan di udara terdengar suara musik surga yang merdu, juga untuk memberi penghormatan kepada Sang Tathagata.
Namun demikian, Ananda, bukan itulah caranya memberikan penghormatan, penghargaan, pemujaan tertinggi kepada Sang Tathagata. Tetapi, Ananda, bilamana seorang bhikkhu, bhikkhuni, upasaka dan upasika berpegang teguh kepada Dhamma, hidup sesuai dengan Dhamma, bertindak-tanduk sesuai dengan petunjuk Dhamma, maka orang itulah yang sesungguhnya memberikan penghormatan, penghargaan dan pemujaan tertinggi kepada Sang Tathagata. Oleh karena itu, Ananda, “Berpegang teguhlah kepada Dhamma, hidup sesuai dengan Dhamma dan bertindak-tanduk sesuai dengan petunjuk Dhamma!” Dengan cara demikianlah engkau harus melatih dirimu.